KALIMANTAN TENGAH
Provinsi Kalimantan Tengah, yang merupakan Provinsi ke-17 dari 33 Provinsi di Indonesia, dibentuk berdasarkan UU Darurat No.10 tahun 1957, Lembaran Negara No.53 tahun 1957 tanggal 23 Mei 1957. Peletakan batu pertama pada tugu peringatan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno pada tanggal 17 Juli 1957, menandai diresmikannya nama “PALANGKA RAYA” sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, yang mengandung arti tempat yang suci, mulia dan besar. Untuk mengenang terbentuknya Provinsi Kalimantan Tengah ditetapkan tanggal 23 Mei sebagai hari ulang tahun Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun motto kota Palangka Raya adalah Kota CANTIK (Terencana, Aman, Tertib dan Keterbukaan).
Sesuai traktat 13 Agustus 1787, Sultan Tahmidullah II dari Banjar menyerahkan daerah-daerah di Kalimantan Tengah, Kalimatan Timur, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada VOC, sedangkan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa (daerah Martapura sampai Tamiang Layang-Mangkatip) menjadi daerah protektorat VOC, Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam al-Watsiqu Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Tengah beserta daerah lainnya kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Sebelum abad XIV, daerah Kalimantan Tengah termasuk daerah yang masih murni, belum ada pendatang dari daerah lain. Saat itu satu-satunya alat transportasi adalah perahu. Tahun 1350 Kerajaan Hindu mulai memasuki daerah Kotawaringin. Tahun 1365, Kerajaan Hindu dapat dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Beberapa kepala suku diangkat menjadi Menteri Kerajaan. Tahun 1520, pada waktu pantai di Kalimantan bagian selatan dikuasai oleh Kesultanan Demak, agama Islam mulai berkembang di Kotawaringin. Tahun 1615 Kesultanan Banjar mendirikan Kerajaan Kotawaringin, yang meliputi daerah pantai Kalimantan Tengah. Daerah-daerah tersebut ialah : Sampit, Mendawai, dan Pembuang. Sedangkan daerah-daerah lain tetap bebas, dipimpin langsung oleh para kepala suku, bahkan banyak dari antara mereka yang menarik diri masuk ke pedalaman. Di daerah Pematang Sawang Pulau Kupang, dekat Kapuas, Kota Bataguh pernah terjadi perang besar. Perempuan Dayak bernama Nyai Undang memegang peranan dalam peperangan itu. Nyai Undang didampingi oleh para satria gagah perkasa, diantaranya Tambun, Bungai, Andin Sindai, dan Tawala Rawa Raca. Di kemudian hari nama pahlawan gagah perkasa Tambun Bungai, menjadi nama Kodam XI Tambun Bungai, Kalimantan Tengah. Tahun 1787, dengan adanya perjanjian antara Sultan Banjar dengan VOC, berakibat daerah Kalimantan Tengah, bahkan nyaris seluruh daerah, dikuasai VOC. Tahun 1917, Pemerintah Penjajah mulai mengangkat masyarakat setempat untuk dijadikan petugas-petugas pemerintahannya, dengan pengawasan langsung oleh para penjajah sendiri. Sejak abad XIX, penjajah mulai mengadakan ekspedisi masuk pedalaman Kalimantan dengan maksud untuk memperkuat kedudukan mereka. Namun penduduk pribumi, tidak begitu saja mudah dipengaruhi dan dikuasai. Perlawanan kepada para penjajah mereka lakukan hingga abad XX.
Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, bergerak aktif hingga tahun 1926. Sejak saat itu, Suku Dayak menjadi lebih mengenal keadaan zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928, kedua organisasi tersebut dilebur menjadi Pakat Dayak, yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut ialah Hausman Babu, Anton Samat, Loei Kamis. Kemudian dilanjutkan oleh Mahir Mahar, C. Luran, H. Nyangkal, Oto Ibrahim, Philips Sinar, E.S. Handuran, Amir Hasan, Christian Nyunting, Tjilik Riwut, dan masih banyak lainnya. Pakat Dayak meneruskan perjuangan, hingga bubarnya pemerintahan Belanda di Indonesia. Tahun 1945, Persatuan Dayak yang berpusat di Pontianak, kemudian mempunyai cabang di seluruh Kalimantan, dipelopori oleh J. Uvang Uray , F.J. Palaunsuka, A. Djaelani, T. Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959, Persatuan Dayak bubar, kemudian bergabung dengan PNI dan Partindo. Akhirnya Partindo Kalimantan Barat meleburkan diri menjadi IPKI. Di daerah Kalimantan Timur berdiri Persukai atau Persatuan Suku Kalimantan Indonesia dibawah pimpinan Kamuk Tupak, W. Bungai, Muchtar, R. Magat, dan masih banyak lainnya.
a. Tenaga Kerja
Penduduk Usia 15 Tahun Lebih Menurut Kegiatan
Kegiatan Utama | Februari 2006 | Agustus 2006 | Februari 2007 | Februari 2008 |
Penduduk Usia 15 Tahun Lebih | 1.387.244 | 1.398.307 | 1.411.568 | 1.438.271 |
Angkatan Kerja | 991.764 | 944.266 | 1.100.430 | 1.077.831 |
Bekerja | 991.764 | 944.266 | 1.045.186 | 1.026.211 |
b. Potensi Perikanan
Potensi perikanan di Kalimantan Tengah sangat besar, khususnya perikanan air tawar. Hal itu dikarenakan luasnya wilayah perairan tawar seperti sungai, danau dan rawa di Kalimantan Tengah.
c. Pertambangan
Sebagian besar penduduk di wilayah Katingan, Khususnya Kecamatan Katingan Tengah bermata pencaharian sebagai petani dan penambang. Hasil tambang utama yang diperoleh adalah emas dan puya (pasir zirkon) yang berwarna merah. Masyarakat dalam melakukan penambangan masih bersifat tradisional sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal.
d. Transportasi
Bandar udara Tjilik Riwut Palangka Raya telah bisa melayani penerbangan dari dan ke Surabaya dan Jakarta direct, menggunakan pesawat jet berbadan lebar jenis Boeing 737-200, 737-300 dan 737-400. Penerbangan ini dilayani oleh 4 maskapai, yaitu: Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Lion Air dan Batavia Air. Bandar udara kesayangan masyarakat Palangka Raya ini memiliki pcn 29 fczu, bisa dilintasi dengan mobil maupun taksi.
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tahun 2010, hingga penutupan buku per 31 Desember 2010 lalu hanya mencapai 94,76 persen dari yang ditargetkan pada periode tersebut. Artinya dari Rp539,925 miliar yang ditargetkan pemerintah tahun 2010, terealisasi hanya sebesar Rp511,631 miliar. Artinya ada kekurangan atau minus sekitar Rp28,294 miliar atau sekitar 5,24 persen dari target.
Berdasarkan data yang diterima DeTAK dari Dinas Pendapatan Provinsi Kalteng, dari empat indikator utama yang menjadi sumber penerimaan PAD Kalteng, ternyata hanya satu yang berhasil mencapai target selama tahun 2010 yakni penerimaan dari Pajak Daerah. Tahun 2010, pemerintah menargetkan penerimaan Pajak Daerah sebesar Rp380,573 miliar. Namun realisasinya bisa mencapai Rp415,705 miliar per akhir Desember tahun lalu. Artinya ada kelebihan target sebesar Rp35,132 miliar, atau sekitar 9,23 persen. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sumber penerimaan Pajak Daerah masih didominasi oleh penerimaan dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Tahun 2010 lalu, penerimaan dari BBNKB tersebut mencapai Rp162,631 miliar. Artinya mencapai 125,10 persen dari target. Tahun 2010 lalu target penerimaan dari sumber BBNKB ditetapkan sebesar Rp130 miliar. Jadi ada kelebihan penerimaan Pajak Daerah sebesar Rp32,631 miliar. Selanjutnya sumber pendapatan dari pajak daerah tertinggi setelah BBNKB berasal dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Dari sumber ini, pemerintah berhasil mengumpulkan penerimaan sebesar Rp140,641 miliar. Angka ini berhasil melampaui target sebesar 0,45 persen. Disusul penerimaan dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar Rp112,882 miliar, angka pencapaian tersebut melampaui target sebesar 2,62 persen. Tiga sumber penerimaan tersebut merupakan pemberi kontribusi tertinggi terhadap penerimaan Pajak Daerah dan umumnya selalu melampaui target setiap tahunnya. Sumber penerimaan PAD selain Pajak Daerah adalah Retribusi Daerah. Tahun 2010 lalu, Pemprov Kalteng hanya mampu meraih pendapatan dari sektor ini sebesar Rp25,03 miliar. Angka tersebut nyaris mencapai Rp25,147 miliar yang ditargetkan pada periode tersebut. Sumber-sumber pemberi kontribusi terhadap Retribusi Daerah ini antara lain Retribusi Jasa Umum sebesar Rp21,07 miliar, Retribusi Jasa Usaha Rp3,96 miliar dan Retribusi Perizinan Tertentu sebesar Rp6,73 juta. Sember penerimaan lainnya yang memberi kontribusi terhadap penerimaan PAD kalteng 2010 adalah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, nilainya mencapai Rp17,304 miliar. Angka ini hanya memenuhi 93,53 persen dari yang ditargetkan tahun 2010. Sumber pendapatan ini meliputi bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD seperti PD.Banama Tingang Makmur, PT.Bank Pembangunan Kalteng dan Penerimaan PT.Palangka Nusantara.
Selanjutnya pemberi kontribusi terhadap pendapatan PAD adalah Lain-lain Pendapatan Asli Yang Sah sebesar Rp53,593 miliar. Angka tersebut hanya memenuhi 46,32 persen dari target tahun 2010.
- III. HAMBATAN PEMBANGUNAN
- · Yang harus diselesaikan pemerintah pusat adalah mempercepat ruang tata wilayah propinsi (RTRWP) Kalteng yang memang sebagai dasar kepentingan masyarakat.
- · Mengatur regulasi dana perimbangan antara pusat dan daerah.
- · Penyelesaian Jalan Trans Kalimantan dari Kalimantan Barat maupun Kalimantan Timur segera diselesaikan.
- · Praktik pungutan liar dan buruknya pelayanan Kantor Pertanahan Palangkaraya
- · Sertifikat jual – beli dan balik nama susah didapatkan
Trichoderma sp merupakan salah satu unggulan dari Balai Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan Benih (BP3B) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah. Trichoderma sp produk dari Balai ini mempunyai keunggulan yang salah satunya adalah jumlah spora yang dikandungnya. ”Pengusaha perkebunan swasta di Kalimantan Tengah khususnya perkebunan kelapa sawit sudah mempercayakan produk ini untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang dan busuk pucuk pada tanaman kelapa sawit (TBM), karena telah membuktikan hasilnya”, kata Ir. Herter, Kepala Balai. ”Tanaman kelapa sawit yang terserang penyakit ini telah pulih kembali setelah 2-3 bulan aplikasi dengan telah keluarnya pelepah baru yang sehat”, tambahnya lagi. ”Apabila produk sejenis hanya mengandung 10 6 spora/gram, untuk produk Kalimantan Tengah mampu memproduksi Trichoderma koningii dengan jumlah spora 109 per gram untuk media aplikasi dan 1012 spora/gram untuk starter”, ujar Petugas Laboratorium yang menangani perbanyakan jamur ini. Potensi jamur Trichoderma sp. sebagai agensia pengendali hayati sudah banyak diketahui. Beberapa penyakit tanaman sudah dapat dikendalikan dengan aplikasi jamur Trichoderma,sp. Diantaranya adalah busuk pangkal batang pada tanaman lada, Jamur Akar Putih (JAP) yang menyerang tanaman karet, Ganoderma sp pada tanaman kelapa sawit dan beberapa penyakit terbawa tanah (soil borne) lainnya. Jamur Trichoderma sp. sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dan pengusaha perkebunan dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), karena dapat menekan biaya pengendalian dan perawatan tanaman sakit menjadi sepertiga dari biaya pengobatan secara kimia. Setelah harga bahan kimia melambung tinggi baru dirasakan bahwa pengendalian dengan fungisida kimia semakin mahal, disamping program pelestarian lingkungan turut membatasi penyebaran dan pengurangan penggunaan bahan kimia. Dengan demikian, metode pengendalian secara biologis dengan pemanfaatan Trichoderma sp. sebagai musuh alami dipadukan dengan peningkatan tehnik budidaya merupakan alternatif yang tepat untuk mengendalikan beberapa penyakit penting perkebunan. Keuntungan lainnya adalah aplikasinya mudah, murah dan efek perlakuan bersifat laten serta tidak menimbulkan keracunan atau pencemaran lingkungan. Trichoderma sp. juga dapat bertahan lama dan berkembang padabahan organik tanah sebagai media tempat hidupnya. Prinsip kerja Trichoderma sp. adalah pemangsaan miselium dan rizomorfa. serta kompetisi ruang dan makanan. Mekanisme penghancuran jamur patogen terjadi melalui proses lisis miselium, rizomorfa dan mekanisme antibiosis oleh Trichoderma sp. Lisis merupakan proses enzimatik oleh enzim selulosa yang dihasilkan Trichoderma sp. sebagai bagian dari mekanisme pemangsaan. Sedangkan kompetisi ruang dan makanan juga tak kalah penting karena pertumbuhan yang relatif cepat dari jamur Trichoderma sp. di bandingkan dengan pertumbuhan jamur patogen lainnya. Dosis pemakaian Trichoderma sp. tergantung pada besarnya kecilnya pohon yang akan dikendalikan. Untuk pengendalian tanaman sakit berumur kurang dari dua tahun cukup diberikan 50 gram per pohon; umur 2-4 tahun 100 gram per pohon; dan untuk tanaman berumur empat tahun atau lebih (TM) 150-200 gram per pohon.
Apabila digunakan sebagai tindakan preventif, dapat diberikan 50-100 gram per pohon untuk TBM atau 25 gram per polibag atau 50 gram per lubang tanam pada saat penanaman. Perlakuan kombinasi dengan serbuk belerang hanya diberikan apabila pH tanah lebih dari 6 (pH > 6). Pada saat ini harga Trichoderma sp sesuai dengan SK Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Tengah adalah Rp. 18.500,- per 1 kg media aplikasi, untuk starter Rp. 75.000,- per kg dengan bahan dasar serbuk, beras dan dedak. Sedangkan biakan murni dengan media agar Rp. 75.000,- per botol. Bagi yang memerlukan bisa menghubungi Balai Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan Benih (BP3B) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah,Jl. Tjilik Riwut Km 7 Palangkaraya - Kalimantan Tengah, kontak person: H. Ahmad Riyadi SP, hp: 81349174494.
V. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
- · Peningkatan sarana infrastruktur, Jika lima tahun lalu perjalanan jalur darat dari Palangka Raya-Asam Baru, Kabupaten Seruyan, sepanjang 345km memerlukan waktu sembilan jam, sekarang hanya 4,5 jam. Rombongan Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran, Sabtu (8/5), membuktikannya. Rombongan Wagub yang menghadiri peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong VII, Hari Keluarga Nasional XVII, dan Program Mamangun Tuntang Mahaga Lewu III di Desa Asam Baru, Kecamatan Danau Seluluk, Kabupaten Seruyan, Sabtu (8/5), bertolak dari Palangka Raya pukul 05.30 WIB bersama sejumlah pejabat dan wartawan. Perjalanan yang diikuti belasan mobil itu tiba di Desa Asam Baru pukul 10.00 WIB. Diran menyampaikan hal itu di depan ribuan warga Kabupaten Seruyan yang didominasi pekerja sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Danau Seluluk dan sekitarnya. Dipaparkan, kondisi pembangunan infrastruktur jalur trans Kalimantan poros selatan sepenjang 820km dari batas Kalsel hingga batas Kalbar selama kepemimpinan Teras-Diran tidak membeda-bedakan dan hanya mempertimbangkan satu tujuan, untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Kalteng. Dicontohkan, perkembangan pembangunan jalan Palangka Raya-Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, yang sebelumnya ditempuh dengan waktu minimal 12 jam sekarang mampu dilalui hanya tujuh jam. Demikian pula dengan jalur lainnya, Palangka Raya-Buntok, Kabupaten Barito Selatan, sepanjang 199km sekarang bisa dilewati tiga jam, jauh sebelum ada peningkatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang harus memutar arah melalui Banjarmasin, Kalsel. “Buktinya, selisih harga karet antara Desa Timpah, Kabupaten Kapuas, dan Palangka Raya hanya seribu rupiah. Semua itu karena pembangunan telah mampu mendukung perekonomian,” kata Diran.
- · peningkatan sarana infrastruktur juga dilakukan di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya yang melayani rute Palangka Raya-Jakarta, Palangka Raya-Surabaya, dan Palangka Raya ke sejumlah bandara perintis di Kalteng. Maskapai penerbangan sekarang ada Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Batavia Air, Lin Air, dan Kalstar. Bukti keberhasilan pembangunan Kalteng yang lain, provinsi ini mampu menekan angka kemiskinan dari 10,73 persen di tahun 2005 menjadi 7,02 persen pada 2009. Kondisi ini, menurut Diran, membuat jaringan perbankan jumlahnya turut meningkat seiring peningkatan ekonomi warga di Kalteng.
VI. GUBENUR DAN WAKILNYA
Gubernur Kalimantan Tengah : Agustin Teras Narang,SH
Wakil Gubenur Kalimantan Tengah : Ir. Achmad Diran
Tersumber Dari :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Tengah
- http://www.bi.go.id/web/id/DIBI/Info_Publik/Ekonomi_Regional/Profil/Kalteng/
- http://penyaksi.blogspot.com/2011/03/pemerintah-pusat-diminta-perhatikan.html
- www.kompas.com
- http://ditjenbun.deptan.go.id/
- http://tabloidmingguandetak.blogspot.com/2011/01/pad-kalteng-minus-524-persen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar